Rabu, 17 Agustus 2016

KRATON SEMBILANGAN Part II


KEHANCURAN KRATON SEMBILANGAN
(PART II)

Pada tahun 1745, Raden Tumenggung Surodiningrat putera dari Pangeran Cakraningrat IV diangkat menjadi raja di Madura menggantikan Ayahnya dengan gelar Raden Adipati Secodiningrat. Setelah Proses demi proses selesai, Belanda mengejar dan Menangkap Pangeran Cakraningrat IV di Banjarmasin, lalu diasingkan ke Kaap de Goede hoop dan meninggal disana sehingga beliau termasyhur dengan sebutan SIDINGKAAP ( Sidho Ing Kaap De Goe de Hoop ).
Sedangkan kedua putri Pangeran Cakraningrat IV yaitu Ratu Sugih menikah dengan Sultan Banjarmasin dan Ratu Anom menikah dengan saudara Sultan Banjarmasin.

Hal ini sekaligus kami membantah :

                            1.       pernyatan di okezone.com yang berasal dari sumber yang tidak akurat.
 

                         2.       Kiai Abdul Karim Bukan merupakan menantu Cakraningrat IV. Dan Sumber tersebut tak dapat dipertanggungjawabkan.  
                    3.       Tidak ada dan tidak terdapat istilah “ Putri Sembilangan “ dalam trah Pangeran Cakraningrat IV. Semua silsilah beliau runut, lengkap dan jelas.
                     4.       Dari hasil penelitian Paguyuban Kesultanan Bangkalan, Silsilah yang menjadi dasar tersebut tidak akurat dan terputus.



Didalam Tahun 1747, Pangeran Cakraningrat V ( P. Sidhomukti) melihat dan memperhatikan dengan seksama bahwa Kraton mengalami kerusakan yang sangat parah. Bagian-bagian kraton yang terbuat dari kayu Cendana tersebut sudah banyak bekas-bekas senjata, atapnyapun sudah banyak yang rusak. Bagian-bagian tiang nya memang masih kokoh, dan Beliau berfikir mungkin ini akibat dari pendudukan pasukan Belanda yang memenangkan peperangan dan masuk ke Kraton serta mengobrak abrik didalamnya. Pangeran Sidhomukti pun memahami bahwa Kraton yang rusak secara otamatis sudah kehilangan kewibawaannya, sehingga beliau memindahkan pusat pemerintahan dari Kraton Sembilangan ke Kraton Bangkalan tepatnya di Kompleks Pendopo Kabupaten Bangkalan Saat ini, dimana induknya di areal Kodim 0829 Bangkalan saat ini.
Kraton Sembilangan yang struktur bangunannya terbuat dari kayu Cendana dan beratapkan “Blingeh” (Madura) itu ditinggalkan oleh seluruh penghuninya. Namun beberapa waktu kemudian, cicit beliau dari Panembahan Mangkuadiningrat yang bernama Raden Ario Adikoesoemo bersama dengan kakaknya diperintahkan ke Sembilangan. Namun beliau tidak mendiami kraton tersebut melainkan memilih untuk membabat alas di Daerah Sembilangan barat Desa Sembilangan (Mungkin beliau Juga memahami kaidah-kaidah kraton yang sudah rusak – Red.). 

Berlanjut ke “ KEHANCURAN TOTAL KRATON SEMBILANGAN PART III



Source : - Catatan kecil keluarga, - RM. Murtisari
Posted by : Den Mas Agus

0 komentar:

Posting Komentar